Road to Indonesia Mengajar Part 1 of 2

Saya mengetahui tentang Indonesia Mengajar (IM) sudah sejak lama dari salah satu surat kabar nasional, saat itu merupakan angkatan Pengajar Muda (PM) pertama. Jika bapak (orang tua saya) tidak memberitahu dan menyuruh saya membacanya, maka saya tidak akan tahu. Ketika membaca itu, komentar bapak adalah “Kira-kira bapak masih bisa ikut tidak ya?” dan saya hanya tersenyum dan melanjutkan membaca. Kemudian bapak berkomentar lagi, “Kamu mau ikut itu?” dan saya langsung menjawab “Ya, pak, mau”. Sejak saat itu, bergabung dengan IM menjadi salah satu impian saya.

Dan kemudian, hal tersebut baru dapat terealisasikan setelah 2 tahun kemudian (setelah lulus). 🙂

Tahap pertama untuk menjadi Pengajar Muda adalah tahap administrasi, ya, disini harus mengisi isian secara On Line. Dan yang paling menyenangkan adalah, tidak ada pembatasan jurusan :).

Memang, ada beberapa syarat yang akan dijumpai yang sepertinya harus dipenuhi oleh calon PM, diantaranya, dan syarat-syarat tersebut mudah untuk dipenuhi saya rasa, tidak seribet syarat-syarat yang diajukan oleh perusahaan ataupun PNS. Disini saya akan sharing pengalaman dalam mendaftar menjadi Pengajar Muda tahap 1.

Ini adalah hal-hal yang akan dijumpai ketika akan mendaftar menjadi seorang Pengajar Muda :

  1. Belum Menikah
  2. Sehat secara mental dan fisik
    Karena PM akan ditempatkan di pelosok di Indonesia, dan daerah penempatan belum tentu memiliki fasilitas kesehatan yang memadai, maka seorang PM harus memiliki kesehatan yang prima baik mental maupun fisik.
  3. Syarat lulus pendidikan S1/sederajat.
    Ini merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi oleh calon PM. Belum diwisuda masih diperbolehkan, asalkan sudah menyelesaikan segala macam tuntutan akademik di kampus asal.
  4. IPK  harus baik
    Kriteria baik ini sangat bermacam, dan tidak tertulis dengan angka, sehingga masih berlaku hukum relatif saya rasa. Tidak perlu cumlaude, ataupun memiliki IPK setinggi langit. IPK yang biasa-biasa saja bisa diterima menjadi PM. IPK bukan hal yang utama, masih banyak hal lain yang diperhitungkan. Bahkan saya bertemu dengan Pengajar Muda yang sudah selesai bertugas dengan IPK dua koma sekian-sekian. So, don’t worry. Kita tidak akan pernah tau, sebelum kita mencoba 🙂
  5. Fresh Graduated atau kurang lebih 2 tahun setelah lulus.
    Kebanyakan calon PM memang fresh graduated, sayapun demikian. Akan tetapi saya bertemu salah seorang peserta yang lolos tahap pertama menuju tahap ke-2  bukan seorang fresh graduated dan bahkan jarak kelulusannya dengan ketika mendaftar IM lebih dari 3 tahun.
  6. Usia diutamakan di bawah 25 tahun
    See, diutamakan, bukan berarti harus < 25 tahun. Bagi yang berumur 25 tahun jangan khawatir, saya berusia 25 tahun ketika mendaftar IM, dan toh nyatanya saya lolos hingga tahap selanjutnya. Bagi yang berumur diatas 25 tahun, don’t worry. Saya bertemu seorang peserta Direct Assessment (DA- test tahap kedua) yang berusia di atas 25 tahun.
  7. Mengisi isian form pendaftaran OL
    Isian pendaftaran OL ini tidak harus sekali mengisi, form dapat diisi secara bertahap karena data yang harus diisi cukup pajang dan dapat disimpan. Dan yang paling penting adalah essay yang harus dibuat. Essay yang dibuat cukup banyak dan beragam, sediakan waktu luang khusus untuk membuat essay ini. Jangan sampai essay ini tidak diisi. Karena melalui essay-essay tersebutlah penilaian yang sebenarnya. Karena essay tersebut merupakan tempat dimana kita bisa “unjuk gigi” nilai lebih yang kita miliki. Buatlah essay sepenuh hati dan sebaik mungkin. Bagi yang memiliki pengalaman organisasi dan aktif dalam kegiatan kampus, maka akan dimudahkan dalam pembuatan essay.

Kita tidak akan pernah tahu hasilnya hingga kita mau mencoba. Mungkin banyak orang diluar sana yang bisa dan lebih mampu dari kita, tapi jika mereka tidak mau mencoba maka tidak akan ada hasilnya. Seperti kata Pak Made Andi dalam kisah telur colombusBeda orang yang menang dengan yang tidak menang, kadang sangat tipis. Bisa jadi bedanya hanya soal “mau” atau “tidak” saja.

[Ngabuburit @Kampar, twenty sixth of July -six past four p.m.]

9 responses to “Road to Indonesia Mengajar Part 1 of 2”

  1. Ikut IM ya, semangaaaat

    1. nuwun buk 🙂 doakan yo.. hehee 🙂

  2. Lukvi ikut IM? oh nooooo, I’m jealouss

    1. doain ya ul.. hhehee.. susul ul, bukaan yang angkatan genap bulan nov kyny.. hehehee.. 🙂
      mari kita bermain sambil belajar 🙂

  3. wah aku yo pgn melu e, gara2 kowe melu aku rasido pengen melu hahahaha

    1. yawis san, melu program Sekola Rimba wae 🙂

  4. nahh..wes selawe tahun to mbak-e kih…ahahaah

    1. ahahhahaaaa. tapi tampak 17tahun kan?? *ngomong sambil nodong cutter :p

Leave a comment